Masa usia
sekolah dasar berlangsung dari usia 6-12 tahun. Pada usia ini pertama kalinya
anak menerima pendidikan formal. Masa ini disebut sebagai masa matang untuk
bersekolah karena pada masa ini anak mendapat kecakapan-kecakapan yang baru di
sekolah. Anak sudah siap menjelajahi lingkungannya, ia ingin mengikuti
lingkungannya, mengetahui tata kerjanya, dan menjadi bagian dari lingkungannya.
Ia tidak puas lagi kalua hanya jadi penonton saja.
Seorang
ahli mengatakan pada periode ini anak sudah menampakkan kepekaan untuk belajar.
Salah satu tanda permulaan periode sekolah ini yaitu sikap anak terhadap lingkungannya
tidak lagi egosentris, melainkan obyektif dan empiris juga sudah ada sikap
intelektualis. Oleh sebab itu, pada periode ini disebut sebagai masa keserasian
sekolah. Pada masa keserasian sekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah
dididik dari periode sebelumnya.
Tujuan Pendidikan
Sekolah Dasar
1.
Tujuan Umum
a.
Mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta
b.
Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah. (Prayitno, dalam Rochjadi, 1999:21).
2.
Tujuan Khusus
Memberikan bekal dan persiapan kepada murid
untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Karakteristik dan Tugas Perkembangan Anak SD
• Karakteristik
anak-anak kelas rendah (6/7 sampai 9/10 tahun):
a.
Adanya korelasi positif yang tinggi antara kesehatan jasmani dengan
sekolah.
b.
Adanya sikap cenderung untuk mematuhi peraturan
permainan tradisional.
c.
Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d.
Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak
lain kalau dirasakannya menguntungkan untuk meremehkan orang lain.
e.
Kalau tidak bisa menyelesaikan suatu soal,
dianggap soal tidak penting.
f.
Anak menghendaki nilai angka rapor yang baik
tanpa mengingat prestasinya memang sepantasnya baik atau tidak.
• Karakteristik
anak kelas tinggi Sekolah dasar (9/10 sampai 12/13 tahun):
a.
Adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkrit.
b.
realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c.
Menjelang akhir masa ini telah ada minat
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
d.
Anak berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri.
e.
Anak memandang nilai rapor sebagai ukuran yang
tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah.
f.
Anak-anak ini cenderung membentuk kelompok
sebaya untuk bermain bersama.
g.
Mereka tidak terikat aturan permainan
tradisional, tapi cenderung membuat peraturan sendiri.
·
Tugas-tugas perkembangan pada periode SD menurut
Prayitno (dalam Rochjadi, 1999:22) agar mampu memasuki awal remajanya yaitu:
a.
Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap
dalam bermain, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan
berhitung.
c.
Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam
kehidupan sehari-hari.
d.
Belajar bergaul dan bekerja kelompok sebaya.
e.
Belajar menjadi pribadi mandiri.
f.
Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang
diperlukanbaik untuk permainan maupun kehidupan sosialnya.
g.
Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan
lingkungan.
h.
Belajar menjalankan peranan social sesuai dengan
jenis kelaminnya.
i.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga sosial lainnya.
j.
Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk
perencanaan masa depan.
• Menurut
Havighurst ada 9 tugas perkembangan ysng deharusnya dicapai anak-anak SD:
a.
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
untuk melakukan permainan.
b.
Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri
sendiri, sebagai individu yang sedang berkembang.
c.
Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d.
Mulai mengembangkan peran sesuai jenis kelamin.
e.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar
untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f.
Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
g.
Mengembangkan kata hati, moral, dan skala nilai.
h.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga social.
i.
Mencapai kekebasan pribadi.
Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.
Bidang bimbingan pribadi: Membantu murid untuk
menemukan, mengenal, mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Bidang bimbingn sosial: Membantu murid SD untuk
mengenal dan memahami lingkungan sosialnya.
3.
Bidang bimbingan belajar: Membantu murid SD
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
4.
Bidang bimbingan karier: Membantu siswa SD
mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karier masa depan.
Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.
Layanan Orientasi
Layanan orientasi di SD
ditujukan untuk murid baru (jika diperlukan melalui orang tua murid) untuk
memberikan pemahaman dan penyesuaian diri murid di lingkungan sosial yang baru
dimasukinya. Layanan orientasi dapat dilakukan melalui metode ceramah, tanya
jawab, dan diskusi. Dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, peninjauan ke
tempat-tempat yang dimaksud seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium,
dan lain-lain.
2.
Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan
untuk membekali murid dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman mengenai
berbagai hal untuk mengenal dirinya, merencanakan dan mengembangkan
kehidupannya sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Layanan informasi
dapat dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dapat dilengkapi
dengan peragaan, selebaran, tayangan video, film, tayangan foto, dan peninjauan
ke tempat-tempat yang dimaksud.
3.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Berbagai hal termasuk bakat dan
minat banyak yang tidak tersalurkan secara tepat. Hal tersebut membuat murid
tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan
murid berada pada tempat atau posisi yang tepat, berkenaan dengan posisi duduk
di dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan,
dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Penelaahan
tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan
himpunana data. Semua hasil dipadukan sehingga diperoleh kesimpulan yang
mantap.
4.
Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran
dimaksudkan untuk memungkinkan individu memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, keterampilan, dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan dirinya.
Selanjutnya layanan
pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi murid dalam
kegiatan belajar. Pengungkapan ini dilakukan melalui pengamatan langsung,
analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan instrument BK,
wawancara dengan murid, analisis laporan, dan diskusi dari personil sekolah.
5.
Layanan Konseling Individu
Layanan konseling individu
memungkinkan murid mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
kelas atau pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalahnya. Layanan
ini dilaksanakan untuk mengentaskan masalah murid secara perorangan. Setiap murid
secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya kepada guru kelas atau
pembimbing. Selanjutnya guru kelas atau pembimbing akan melayani murid dengan
berbagai permasalahannya itu, seorang demi seorang tanpa membedakan pribadi
murid ataupun permasalahan yang dihadapinya.
Guru kelas tidak boleh hanya
sekedar menunggu saja kedatangan murid untuk minta diberi layanan konseling,
guru kelas dapat memanggil murid untuk mengkonsultasikan masalahnya melalui
analisis yang mendalam mengenai perlunya murid yang bersangkutan dipanggil,
sehingga pemanggilan tersebut benar-benar beralasan dan kedatangan murid
memberikan hasil yang cukup berarti.
6.
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok
untuk memungkinkan murid secara bersama-sama memperoleh berbagai pengetahuan
berbagai bahan dari narasumber (terutama dari guru kelas) yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Selanjutnya layanan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika
kelompok untuk mencapai tujuan layanan konseling.
Dalam layanan bimbingan
kelompok guru kelas atau pembimbing secara langsung berada dalam kelompok
tersebut sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dengan menerapkan strategi dan
teknik-teknik bimbingan kelompok.
7.
Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan
murid memperoleh kesempatan pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok. Layanan ini merupakan layanan konseling
diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1)
Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai
alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling agar diperoleh data tentang kondisi tertentu atas dirt klien (siswa).
Data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
2)
Himpunan
data
Merupakan suatu
upaya penghimpunan, penggolongan-penggolongan, dan pengemasan data dalam bentuk
tertentu. Bertujuan untuk memperoleh pengertian yang lebih luas, lebih lengkap
dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik dan membatu siswa memperoleh
pemahaman diri sendiri.
3)
Konferensi
kasus
Merupakan forum
lerbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas suatu
permasalahan dan arah pemecahannya Bertujuan untuk mengumpulkan data secara
lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan
kasus yang terkait dengan kasus dalam rangka pemecahan masalah.
4)
Kunjungan
rumah
Merupakan upaya
mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan-permasalahan
individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Kunjungan dilakukan apabila data siswa untuk
kepentingan layanan BK belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket.
Tujuannya untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat serta bertujuan
untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga lainnya dengan
pihak sekolah yang berkenaan dengan pemecahan masalah siswa.
5)
Alih
tangan kasus
Merupakan upaya mengalihkan
atau memindahkan tanggung jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus tertentu
yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan
berwenang. Bertujuan untuk mem- peroleh pelayanan yang optimal dan
pemecahan masalah klien secara lebih tuntas.
Sumber rujukan:
Drs.
Tohirin, M.Pd. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah Dan Madrasah (Berbasis integrasi). Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada. htm. 207
Anak Agung.N.A., 2013. Bimbingan dan Kkonseling Aplikasi di
Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.