Jumat, 28 September 2018

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR


Masa usia sekolah dasar berlangsung dari usia 6-12 tahun. Pada usia ini pertama kalinya anak menerima pendidikan formal. Masa ini disebut sebagai masa matang untuk bersekolah karena pada masa ini anak mendapat kecakapan-kecakapan yang baru di sekolah. Anak sudah siap menjelajahi lingkungannya, ia ingin mengikuti lingkungannya, mengetahui tata kerjanya, dan menjadi bagian dari lingkungannya. Ia tidak puas lagi kalua hanya jadi penonton saja.
Seorang ahli mengatakan pada periode ini anak sudah menampakkan kepekaan untuk belajar. Salah satu tanda permulaan periode sekolah ini yaitu sikap anak terhadap lingkungannya tidak lagi egosentris, melainkan obyektif dan empiris juga sudah ada sikap intelektualis. Oleh sebab itu, pada periode ini disebut sebagai masa keserasian sekolah. Pada masa keserasian sekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari periode sebelumnya.




Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar

1.      Tujuan Umum

a.      Mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta

b.     Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. (Prayitno, dalam Rochjadi, 1999:21).
2.    Tujuan Khusus
Memberikan bekal dan persiapan kepada murid untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


Karakteristik dan Tugas Perkembangan Anak SD
      Karakteristik anak-anak kelas rendah (6/7 sampai 9/10 tahun):
a.      Adanya korelasi positif yang  tinggi antara kesehatan jasmani dengan sekolah.
b.     Adanya sikap cenderung untuk mematuhi peraturan permainan tradisional.
c.      Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d.     Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau dirasakannya menguntungkan untuk meremehkan orang lain.
e.     Kalau tidak bisa menyelesaikan suatu soal, dianggap soal tidak penting.
f.       Anak menghendaki nilai angka rapor yang baik tanpa mengingat prestasinya memang sepantasnya baik atau tidak.

      Karakteristik anak kelas tinggi Sekolah dasar (9/10 sampai 12/13 tahun):
a.      Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
b.     realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
d.     Anak berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri.
e.     Anak memandang nilai rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah.
f.       Anak-anak ini cenderung membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
g.     Mereka tidak terikat aturan permainan tradisional, tapi cenderung membuat peraturan sendiri.

·        Tugas-tugas perkembangan pada periode SD menurut Prayitno (dalam Rochjadi, 1999:22) agar mampu memasuki awal remajanya yaitu:
a.      Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam bermain, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.     Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
c.      Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
d.     Belajar bergaul dan bekerja kelompok sebaya.
e.     Belajar menjadi pribadi mandiri.
f.       Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukanbaik untuk permainan maupun kehidupan sosialnya.
g.     Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan.
h.     Belajar menjalankan peranan social sesuai dengan jenis kelaminnya.
i.       Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial lainnya.
j.       Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan.

      Menurut Havighurst ada 9 tugas perkembangan ysng deharusnya dicapai anak-anak SD:
a.      Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan permainan.
b.     Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang berkembang.
c.      Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d.     Mulai mengembangkan peran sesuai jenis kelamin.
e.     Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f.       Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g.     Mengembangkan kata hati, moral, dan skala nilai.
h.     Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga social.
i.       Mencapai kekebasan pribadi.


Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.      Bidang bimbingan pribadi: Membantu murid untuk menemukan, mengenal, mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Bidang bimbingn sosial: Membantu murid SD untuk mengenal dan memahami lingkungan sosialnya.
3.     Bidang bimbingan belajar: Membantu murid SD mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
4.    Bidang bimbingan karier: Membantu siswa SD mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karier masa depan.

Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
1.      Layanan Orientasi
Layanan orientasi di SD ditujukan untuk murid baru (jika diperlukan melalui orang tua murid) untuk memberikan pemahaman dan penyesuaian diri murid di lingkungan sosial yang baru dimasukinya. Layanan orientasi dapat dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, peninjauan ke tempat-tempat yang dimaksud seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.
2.    Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali murid dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai hal untuk mengenal dirinya, merencanakan dan mengembangkan kehidupannya sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Layanan informasi dapat dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan video, film, tayangan foto, dan peninjauan ke tempat-tempat yang dimaksud.
3.     Layanan Penempatan dan Penyaluran
Berbagai hal termasuk bakat dan minat banyak yang tidak tersalurkan secara tepat. Hal tersebut membuat murid tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan murid berada pada tempat atau posisi yang tepat, berkenaan dengan posisi duduk di dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Penelaahan tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan himpunana data. Semua hasil dipadukan sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap.
4.    Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan individu memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan, dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Selanjutnya layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi murid dalam kegiatan belajar. Pengungkapan ini dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan instrument BK, wawancara dengan murid, analisis laporan, dan diskusi dari personil sekolah.
5.     Layanan Konseling Individu
Layanan konseling individu memungkinkan murid mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas atau pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalahnya. Layanan ini dilaksanakan untuk mengentaskan masalah murid secara perorangan. Setiap murid secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya kepada guru kelas atau pembimbing. Selanjutnya guru kelas atau pembimbing akan melayani murid dengan berbagai permasalahannya itu, seorang demi seorang tanpa membedakan pribadi murid ataupun permasalahan yang dihadapinya.
Guru kelas tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan murid untuk minta diberi layanan konseling, guru kelas dapat memanggil murid untuk mengkonsultasikan masalahnya melalui analisis yang mendalam mengenai perlunya murid yang bersangkutan dipanggil, sehingga pemanggilan tersebut benar-benar beralasan dan kedatangan murid memberikan hasil yang cukup berarti.
6.     Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok untuk memungkinkan murid secara bersama-sama memperoleh berbagai pengetahuan berbagai bahan dari narasumber (terutama dari guru kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Selanjutnya layanan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan konseling.
Dalam layanan bimbingan kelompok guru kelas atau pembimbing secara langsung berada dalam kelompok tersebut sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dengan menerapkan strategi dan teknik-teknik bimbingan kelompok.
7.     Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan murid memperoleh kesempatan pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan ini merupakan layanan konseling diselenggarakan dalam suasana kelompok.


Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

1)     Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi Instrumentasi adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam  bentuk layanan konseling agar diperoleh data tentang kondisi tertentu atas dirt klien (siswa). Data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan  bimbingan  dan konseling.
2)   Himpunan data
Merupakan suatu upaya penghimpunan, penggolongan-penggolongan, dan pengemasan data dalam bentuk tertentu. Bertujuan untuk memperoleh pengertian yang lebih luas, lebih lengkap dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik dan membatu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri.
3)    Konferensi kasus
Merupakan forum lerbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya Bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus yang terkait dengan kasus dalam rangka pemecahan masalah.
4)   Kunjungan rumah
Merupakan upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan-permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Kunjungan dilakukan apabila data siswa untuk kepentingan layanan BK belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Tujuannya untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat serta bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga lainnya dengan pihak sekolah yang berkenaan dengan pemecahan masalah siswa.
5)   Alih tangan kasus
Merupakan upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus tertentu yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan berwenang.   Bertujuan untuk mem- peroleh pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien secara lebih tuntas.


Sumber rujukan:
Drs. Tohirin, M.Pd. 2007.  Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis integrasi). Jakarta:  PT. Rajagrafindo Persada.  htm. 207
Anak Agung.N.A., 2013. Bimbingan dan Kkonseling Aplikasi di Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar