Selasa, 18 Desember 2018

Menuju Sukses? Saya bisa!

Apa itu Sukses?

Jujur saja, banyak orang yang menyebut orang sukses adalah orang yang memiliki banyak harta. Banyak juga orang yang bilang bahwa orang sukses itu adalah pejabat atau orang terkenal.
Mereka tidak salah. Mengapa? Karena mereka mendefinisikan sukses berdasarkan indikatornya.
Namun menurut saya sukses adalah meraih apa yang diinginkan. Yang diinginkan ini bisa berupa cita-cita, sasaran, atau target.
Sebagai contoh, jika Anda bercita-cita menjadi seorang dokter, kemudian Anda kuliah di fakultas kedokteran dan lulus menjadi dokter, Anda telah menjadi orang sukses.
Contoh lain, jika Anda memiliki sasaran keluar dari pekerjaan sekarang dan kemudian terwujud, maka Anda dapat disebut seorang yang sukses.
Tentu saja, sukses itu bukan akhir. Namun, bisa juga sebagai awal untuk meraih keberhasilan lain.


Modal Dasar Kesuksesan

Percaya atau tidak, modal dasar untuk sukses itu ada dua yaitu hard skill dan soft skill (attitude).
Ilustrasi menjadi orang sukses
Hard skill adalah kemampuan teknis yang bisa diperoleh dengan belajar sendiri atau melalui pendidikan/pelatihan. Sementara itu, soft skill adalah kemampuan mengelola diri sendiri dan orang lain.
Ingin contoh kedua modal ini? Baiklah…
Cermati contoh berikut. Mengemudikan mobil adalah hard skill, sedangkan cara Anda bereaksi ketika ada orang yang menyeberang di depan mobil Anda atau terjebak macet merupakan soft skill.
Contoh lain, jika Anda ingin menjadi seorang blogger sukses, maka hard-skill yang harus Anda kuasai antara lain menulis, membangun email listsearch engine optimization (SEO), membuat produk, dan pemasaran.
Sementara itu, soft-skill yang mesti Anda miliki antara lain percaya diri, tidak takut bersaing, tidak takut gagal, optimistis, adaptasiintegritas, kerja sama, dan respons Anda terhadap kritikan.
Dari dua modal ini, mana yang paling berperan dalam kesuksesan seseorang? Menurut penelitianUniversitas Harvard, soft skillmenentukan 80% kesuksesan seseorang.


5 Sukses yang Harus Anda Perjuangkan

Berikut penjelasan singkat kelima sukses tersebut.

a. Sukses Spiritualitas

Kesuksesan ini berkaitan dengan akhirat atau ketaatan Anda terhadap agama yang dipeluk. Misalnya, jika Anda beragama Islam, Anda mesti melaksanakan ibadah wajib seperti sholat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan membayar zakat.
Ibadah wajib ini juga dilengkapi dengan ibadah sunat seperti menunaikan umrah, shalat tahajud, membaca Al-Quran, dan sebagainya.

b. Sukses Finansial

Kesuksesan finansial berkaitan dengan uang. Memang uang bukan segalanya, namun Anda butuh uang untuk beragam keperluan sehari-hari.
Seperti apa sukses finansial? Umumnya berupa karier yang cemerlang, rumah yang layak, kendaraan pribadi, tabungan masa depan, atau bisnis yang menguntungkan.

c. Sukses Kesehatan

Apalah artinya banyak harta atau punya jabatan tinggi kalau Anda sakit-sakitan. Bisa jadi harta Anda akan habis dipakai berobat. Oleh karena itu, Anda mesti memiliki tubuh yang sehat.
Upaya yang dilakukan bisa berupa olahraga rutin (misalnya lari pagi 3 kali seminggu), makan makanan sehat, istirahat cukup, dan pikiran positif.

d. Sukses Keluarga

Pernah melihat orang kaya atau selebritis yang rumah tangganya berantakan? Anda mungkin tidak ingin seperti mereka. Oleh karena itu, Anda mesti berusaha untuk sukses dalam berkeluarga.

e. Sukses Sosial
Dalam menjalani hidup ini Anda tidak bisa sendiri, bukan? Ya, Anda butuh orang lain, entah itu teman, rekan kerja, atau tetangga.

Oleh karena itu, sukses sosial yang mesti Anda perjuangkan antara lain aktif di lingkungan rumah, berkerja sama dengan rekan kerja, memiliki banyak teman, bersedekah kepada orang yang tidak mampu, menaati peraturan, dan menyantuni anak yatim.Setiap manusia, tentunya ingin menjadi orang yang sukses baik di duni maupun di akhirat. Namun, jalan kesuksesan yang ditempuh setiap orang tentulan berbeda. Banyak yang mengatakan bahwa jalan menuju kesuksesan tidaklah mudah, penuh dengan rintangan. Yang kita lihat jalan itu lurus, ternyata berliku-liku.


Langkah-langkah Menuju Sukses


Berikut langkah-langkah menuju kesuksesan:

  1. Tetapkan Tujuan Anda

“Tanpa tujuan dan rencana, Anda seperti orang yang berlayar tanpa memiliki arah tujuan.”
Sebenarnya apa keinginan Anda? Dari keinginan Anda itulah kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya agar mempunyai arah yang mudah untuk mendukung tujuan awal, kemudian lakukan sesuatu. Just do it! Jangan tunggu-tunggu lakukan saja, lakukan dulu semua yang Anda bisa kemudian tingkatkan kemampuan Anda. Dengan meningkatkan kemampuan secara terus-menerus insya Allah tujuan hidup Anda lebih cepat tercapai.

2.Berani Menghadapi Risiko

Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Resiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti yang bisa dikalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi adalah seberapa sempurna Anda mendapatkan informasi. Semakin sempurna Anda mendapatkan informasi, maka semakin akurat pula Anda mengetahui seberapa besar risikonya.

3. Tidak Berpuas Diri

Jika Anda belum menemukannya makan teruslah mencari, jangan berhenti. Beberapa kejadian dapat berlangsung dalam waktu yang sama, namun lainnya memerlukan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Apapun yang ada didepan Anda harus dihadapi dan dilalui, jangan pernah berpikir menyerah dan berbalik arah.

4. Jaringan

Dalam membangun sebuah kesuksesan, tentu Anda tidak akan lepas dari orang lain. Mereka yang menjadi rekanan, bawahan dan atasan Anda akan sangat berperan dalam pengembangan diri dan karir profesional Anda. Orang akan lupa apa yang Anda katakan, apa yang Anda lakukan, namun tidak akan lupa bagaimana Anda memberikan perasaan kepada mereka. Anda memerlukan orang lain untuk bersandar mencapai sukses.

5. Carilah Mentor

Dalam perjalanan menuju kesuksesan, salah satu hal yang sering digemborkan banyak orang adalah “mencari mentor yang tepat”. Dengan memiliki mentor yang sukses Anda pun dapat menjadikan teladan. Anda akan mudah belajar dari pengalaman mereka sebelumnya dan Anda dapat terhindari dari kegagalan lebih banyak, karena pembelajaran dari pengalaman sang mentor.

Sumber:
https://www.tipspengembangandiri.com/cara-menjadi-orang-sukses/
https://esqtraining.com/langkah-menuju-sukses-untuk-mencapai-sukses-dalam-hidup/

Selasa, 04 Desember 2018

Senioritas?


Di awal, senioritas menggunakan nama kegiatan MOS untuk mendidik karakter adik kelas agar senantiasa menghormati orang yang lebih tua. Karakter ini sesuai dengan tata krama di masyarakat yang orang muda harus menghormati orang yang lebih tua. Seharusnya, orang yang lebih tua mengajarkan hal-hal yang baik agar bisa ditiru oleh yang muda. Namun, makna senioritas yang mendistribusikan sekarang justru mematahkan paradigma tersebut. Orang yang lebih tua di sekolah siswa disebut kakak kelas, kakak tingkat, senior, dan masih banyak lagi sebutannya. Sedang orang yang lebih muda disebut adik kelas, junior, dan biasa dipanggil "dik". Jelaslah bahwa ada lingkungan yang disebut strata / tingkat berdasarkan jenjang kelas. Dari itu, disini akan lebih disorot tentang tata krama. Teori teori masyarakat Semua itu harus saling bersinergi. Namun, realitanya adalah yang bisa semena-mena dengan yang muda, sedangkan yang muda akan ditindas. Jika mereka membentak, yang tua akan lebih keras.Waktu jadi anak SMA kelas satu atau mahasiswa baru, pasti pernah merasakan senioritas dari kakak-kakak kelas. Entah itu dibentak-bentak, disuruh bawa yang aneh-aneh gak penting, bahkan disuruh melakukan sesuatu yang katanya mendidik padahal menurut mereka sih lucu. Bahkan, pada kasus ekstrem di instansi-instansi tertentu, malah nyerempet ke kontak fisik dan kekerasan.  Ketika pertama kali masuk SMA atau kuliah disitulah menjadi hal yang menakutkan.

A.  Apa itu Senioritas?Arti harafiah dari senioritas menurut kamusbesar.com ialah suatu keadaan yang lebih tinggi dalam hal pangkat, pengalaman dan usia; prioritas status atau tingkatan yang diperoleh dari umur atau lamanya bekerja.



B.  Kasus Senioritas
Syaits Asyam, 20 tahun, salah satu korban kekerasan dalam pendidikan dasar mahasiswa pencinta alam Unisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sempat menyebut nama seniornya kepada ibunya sebelum meninggal di Rumah Sakit  Bethesda Yogyakarta pada 21 Januari 2017.
Sebelum nyawanya melayang, Syaits mengaku diinjak dan punggungnya disabet rotan sebanyak 10 kali. Di waktu yang lain, kepalanya diminta mengangkat air dalam ember dengan lehernya. Di Diksar Mapala UII ini, keluarga tiga mahasiswa  yang meregang nyawa itu meyakini  almarhum Syaits, Ilham Nurpadmy Listia Adi dan Muhammad Fadhli, meninggal diduga karena kekerasan dalam kegiatan itu.

C. Perbedaan Senioritas dengan Bullying

Senioritas itu beda banget sama bullying. Menurut kamus Oxfordsenioritas diartikan sebagai posisi atau status yang lebih tinggi karena usia atau kematangan pengalaman dan kemampuan. Sedangkan bullying berarti menggunakan kekuasaan atau kedudukan untuk menakut-nakuti, menguasai, dan menyakiti orang lain. penyalahgunaan hak “senioritas” akan berakhiran menjadi “bullying” kepada para juniornya hingga menyebabkan junior tersebut terlanggar hak asasi pribadinya. Hal itu disebabkan oleh banyaknya senior yang melakukan kekerasan fisik maupun verbal terhadap juniornya agar keinginan senior tersebut terpenuhi. Biasanya diawali oleh penolakan dari sang junior atas perploncoan yang diberikan oleh para senior, atau sebagai hukuman dari suatu masalah yang telah dilakukan oleh para junior.


D.  Dampak Senioritas
Sisi positif, dengan merasa sebagai yang “lebih”, maka seseorang memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan yang baru saja masuk. Dengan memiliki kondisi yang “lebih”, maka kondisi yang lebih itu bisa dibagikan kepada yang kurang. Misalnya, ada salah seorang anggota yang baru, maka orang yang lama dapat menemani dan memberikan gambaran situasi dan kondisi yang harus dihadapi. Sisi negatif, dengan situasi dan kondisi “lebih”, maka kemungkinan besar situasi itu dapat menyeret seseorang ke dalam situasi menekan ke arah bawah. Di manakah arah bawah tersebut? Arah bawah tersebut dapat diartikan dengan anggota yang baru. Misalnya, ada salah seorang karyawan baru, maka karyawan baru tersebut diberikan tekanan dengan maksud menunjukkan eksistensi diri memiliki pengalaman yang lebih dan usia yang lebih.
Berikut adalah dampak-dampak dari tumbuh suburnya paham senioritas:
a.  Keluarga
Dampak yang paling nyata dan kentara jika senioritas menjadi paham dalam kehidupan keluarga ialah hilangnya kehangatan dalam situasi berbagi pengalaman. Kita kehilangan momentum mendengarkan cerita-cerita menarik yang tersimpan di dalam diri adik atau anak. Sehingga ini membuatnya merasa tidak betah. Karena merasa tidak betah, maka mungkin akan sering keluar rumah dan main bersama teman. Ini pun juga akan memberikan dampak berikutnya, mulai dari salah bergaul hingga pada terjebak pada narkoba.
b. Masyarakat
Bahaya senioritas di sini akan membawa dampak pemikiran yang tidak mau tahu terhadap lingkungan dan berkurangnya kreatifitas warga. Sehingga, warga baru yang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengembangkan lingkungan menjadi diam atau hanya menjadi pengekor saja.
c.  Sekolah
Tawuran ialah dampak signifikan dari budaya senioritas. Apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh senior, harus dilaksanakan. Begitu juga dengan serangkaian rasa takut yang ada di dalam diri siswa baru. Padahal itu sudah melanggar HAM. Pendidikan itu sendiri tidak menimbulkan rasa takut.
d. Lingkungan Kerja
Adanya budaya senioritas akan membawa dampak yang berbahaya bagi perusahaan. Ketika salah seorang individu mendapat tekanan dari seniornya, maka individu tersebut menjadi takut. Padahal individu tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan sumbangan ide serta kemajuan bagi bersama. Namun, sayangnya oleh karena tingginya tekanan di dalam perusahaan, maka perusahaan harus kehilangan seorang yang memiliki potensial dalam memajukan perusahaan.
E.  Cara Memutus rantai Senioritas


Berikut adalah beberapa saran atau tips untuk memutus mata rantai dari senioritas:
a. Berpikir positif
Pemikiran negatif ialah biang keladi dari segala kekacauan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Karena pemikiran negatif dapat melahirkan sekian banyak dampak dari dalam diri manusia. Mulai dari ketakutan hingga pada kemalasan. Sehingga, sangat dibutuhkan suatu budaya memikirkan hal-hal yang positif. Untuk membangun budaya berpikir positif, maka dibutuhkan sarana. Sarana tersebut bisa saja dengan menyediakan ruang baca bagi semua orang. Atau bisa juga memberikan kesempatan untuk sharing. Yang jelas, jangan sampai pemikiran negatif menjadi raja atas diri orang.
b. Do it
Budayakan lebih baik banyak bekerja daripada banyak bicara dan bertindak. Ini merupakan suatu budaya yang dapat melahirkan suatu budaya yang positif. Karena pikiran dari masing-masing orang cenderung tercurah untuk melaksanakan dibandingkan dengan perdebatan.
c. Suasana Kekeluargaan
Tidak hanya keluarga yang harus membangun budaya kehangatan. Seluruh organisasi juga wajib melakukan hal tersebut. Karena di mana manusia berada di sanalah pemikiran dan ide tercurah. Olrh sebab itu, untuk mendukung lahirnya situasi yang seperti itu, maka situasi kekeluargaan perlu dibangun. Situasi kekeluargaan itu di mana terjadi masalah, masalah itu bisa diselesaikan dengan diskusi. Tidak perlu dengan kekerasan melainkan dengan berdialog.











Jumat, 30 November 2018

Mensyukuri Hidup

Bukan tentang kemewahan
Tetapi tentang kesederhanaan
Ketika seseorang hanya melihat apa yang kita kenakan
Tampil cantik dengan balutan makeup
Tampil keren karena fashion yang dikenakan
Semua hanyalah tipuan..

Tuhan melihat hamba-Nya bukan dari tampilan luar
Bukan pula dari kemewahan
Tuhan melihat hamba-Nya dari keikhlasan
Menerima dan mensyukuri apa yang Tuhan beri
Karena hidup dengan rasa syukur akan terasa indah..

Rabu, 28 November 2018

Apa sih ABK? Bagaimana Konseling untuk ABK?

Pemberian bantuan tidak hanya diberikan kepada anak-anak yang normal saja, anak-anak berkebutuhan khusus juga memerlukan bantuan. Karena berdasarkan faktor perkembangan, masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) kan dapat mengetahui bahwa anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarga masih banyak yang terabaikan selama bertahun-tahun hingga saat ini. Sejarah dan mencatat berapa besar jumlah anggota keluarga terhadap anak-anak tersebut dan keluarga. Sebagian besar masyarakat masih ada yang mencerminkan kecacatan atau kelainan yang disandang oleh anak-anak berkebutuhan khusus sebagai kutukan, penyakit menular, gila, dan lain-lain. Akibat dari itu maka ABK dan keluarga ada yang dikucilkan oleh masyarakatnya.

Pengertian Konseli ABK




Anak Berkebutuhan Khusus (Children with Special Education Needs) adalah anak yang memiliki hambatan-hambatan tertentu seperti dalam hal fisik, mental maupun karakteristik sosialnya sehingga memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual (Abdullah,2013; Alimin, 2015; Cook, Klein, & Chen, 2015)

Jenis-jenis ABK
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) mengelompokan ABK  dengan kategori sebagai berikut:
Tunanetra
Tunarungu
Berkebutuhan khusus : (antara lain Down Syndrome): Ringan (IQ = 50-70),  Sedang (IQ = 25-50) dan Berat    (IQ < 25    )
Tunadaksa
Tunalaras (Dysruptive)
Tunawicara
Tunaganda
HIV AIDS
Gifted : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125 )
Talented : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences : Language, Logic  Mathematic, Visuospatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
Kesulitan Belajar (a.l. Hyperactive, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis,  Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik)
Lambat Belajar ( IQ = 70 – 90 )
Autis
Korban Penyalahgunaan Narkoba
Indigo

  Tujuan Layanan Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


Mengenai tujuan layanan bimbingan dan konseling ini, Thompson dkk (2004) menuliskan garis besarnya sebagai berikut:
1.      Anak harus mengenal dirinya sendiri
2.      Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini muncul menyertai kelainannya.
3.      Menemukan konsep diri.
4.      Memfasilitasi penyeusaian diri terhadap kelainan/kecacatanya.
5.      Berkoordinasi dengan ahli lain.
6.      Melakukan konseling terhadap keluarga ABK.
7.      Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri.
8.      Membuka peluang kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi
9.      Mengembangkan keterampilan personal dan social
10.  Besama-sama merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan.


Faktor Penyebab Anak Berkebuthan Khusus (ABK)
Terdapat tiga faktor yang dapat diidentifikasi tentang sebab musabab timbulnya kebutuhan khusus pada seorang anak yaitu: 1) Faktor internal pada diri anak, 2) Faktor eksternal dari lingkungan dan, 3) Kombinasi dari factor internal dan eksternal.
1.      Faktor Internal, Faktor internal adalah kondisi yang dimiliki oleh anak yang bersangkutan. Sebagai contoh seorang anak memiliki kebutuhan khusus dalam belajar karena ia tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, atau tidak mengalami kesulitan untuk begerak. Keadaan seperti itu berada pada diri anak yang bersangkutan secara internal. Dengan kata lain hambatan yang dialami berada di dalam diri anak yang bersangkutan.
2.      Faktor Eksternal, Faktor eksternal adalah Sesuatu yang berada di luar diri anak mengakibatkan anak menjadi memiliki hambatan perkembangan dan hambatan belajar, sehingga mereka memiliki kebutuhan layanan khusus dalam pendidikan. Sebagai contoh seorang anak yang mengalami kekerasan di rumah tangga dalam jangka panjang mengakibatkan anak teresbut kehilangan konsentrasi, menarik diri dan ketakutan. Akibantnya anak tidak tidak dapat belajar.
3.      Kombinasi Faktor Internal dan Eksternal
Kombinasi antara factor eksternal dan factor internal dapat menyebabkan terjadinya kebutuhan khusus7 pada seorang anak. Kebutuhan khusus yang disebabkan oleh factor ekternal dan internal sekaligus diperkirakan akan anak akan memiliki kebutuhan khusus yang lebih kompleks.
Sebagai contoh seorang anak yang mengalami gangguan pemusatan perhataian dengan hiperaktivitas dan dimiliki secara internal berada pada lingkungan keluarga yang kedua orang tuanya tidak memerima kehadiran anak, tercermin dari perlakuan yang diberikan kepada anak yang bersangkutan. Anak seperti ini memiliki kebutuhan khusus akibat dari kondisi dirinya dan akibat perlakuan orang tua yang tidak tepat.

 Permasalahan yang dihadapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Permasalahan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus pada hakekatnya sangat kompleks dan dapat ditinjau dari berbagai segi. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah hambatan belajar (learning barrier), kelambatan perkembangan (development delay), dan hambatan perkembangan (development disability).
1.      Hambatan Belajar
Munculnya permasalahan hambatan belajar anak berkebutuhan khusus dapat ditinjau dari dimensi proses ataupun hasil. Dalam pandangan teori pemrosesan informasi, hambatan dalam dimensi proses merujuk pada ketidakmampuan, ketidaksanggupan, kesulitan, kegagalan atau adanya rintangan pada individu untuk menangkap informasi melalui kegiatan memperhatikan, mengolah informasi melalui kegiatan mencamkan dan menafsirkan sehingga diperoleh pemahaman, interpretasi, generalisasi atau keputusan-keputusan tertentu, menyimpan hasil pengolahan informasi tersebut dalam ingatan, dan menggunakan atau mengekspresikan kembali dalam bentuk tindakan. Sedangkan hambatan dalam dimensi produk, berarti kegagalan individu dalam mencapai prestasi sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, kegagalan individu dalam meraih tujuan belajar yang diharapkan, atau kegagalan dalam penguasaan atau perubahan perilaku sesuai yang diharapkan, baik dalam perilaku kognitif, afektif, ataupun psikomotor. Secara akademik kegagalan tersebut akan tampak dalam penguasaan tiga ketrampilan dasar dalam belajar, yaitu: membaca, menulis, dan atau berhitung (Sunardi, 2006).
2.      Kelambatan Perkembangan
Dalam perkembangannya menjadi manusia dewasa, seorang anak berkembang melalui tahapan tertentu. Sekalipun irama atau kecepatan perkembangan setiap anak berbeda-beda, namun muncul kecenderungan bahwa pada anak berkebutuhan khusus beresiko terhadap munculnya kelambatan atau penyimpangan perkembangan sesuai dengan umur dan milestone perkembangan, sehingga harus tetap diwaspadai. Sebab, akibat kelainan, kecacatan, atau kondisi-kondisi terntentu yang tidak menguntungkan dan menjadikannya anak berkebutuhan khusus, dapat berpengaruh atau menghambat perkembangan kemampuan, prestasi, dan atau fungsinya, dapat menjadikan anak memerlukan waktu yang lebih lama dalam belajar menguasai keterampilan tertentu dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya, atau menjadikan datangnya kematangan belajar menjadi terlambat.
3.      Hambatan Perkembangan
Secara umum, kelambatan perkembangan lebih menekankan kepada dimensi tahapan perkembangan, sedangkan hambatan perkembangan lebih fokus kepada terjadinya kesulitan, kegagalan, rintangan, atau gangguan dalam satu atau lebih aspek perkembangan. Adanya hambatan dalam aspek perkembangan tertentu dapat berdampak kepada kelambatan perkembangan yang tertentu pula, dengan kata lain kelambatan perkembangan tertentu hakekatnya merupakan manifestasi adanya hambatan dalam satu atau lebih aspek perkembangan.
Hambatan perkembangan pada anak berkebutuhan khusus dapat terjadi apabila dalam keseluruhan atau sebagian interaksi antara anak berkebutuhan khusus dengan lingkungan, lingkungan kurang mampu menyediakan struktur kemudahan, kesempatan atau peluang, stimulasi atau dorongan, dan keteladanan bagi berkembangnya fitrah, potensi, atau kompentensi pribadi anak berkebutuhan khusus secara positif, fungsional, serta bermakna bagi perkembangan optimal anak. Kondisi ini pada umumnya ditandai dengan adanya gaps, discrepancy, disparity, discordance, disharmony, atau imbalance antara kemampuan anak dengan tuntutan lingkungan.

Layanan Konseling ABK
Layanan bimbingan dan konseling bagi ABK merupakan pelayanan intervensi tidak langsung yang akan lebih terfokus pada upaya mengembangkan lingkungan perkembangan konseli yang akan melibatkan banyak pihak (rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, 2007:217).
Alternatif bantuan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan pada anak berkebutuhan khusus adalah :
1. Tuna netra
Bantuan tentang proses komunikas verbal, mengembangkan semangat dan konsep diri yang positif, mengenal gambaran lingkungansekitarnya dengan sejelas- jelasnya.
2. Tuna rungu
Bimbingan dapat berupai, pribadi bimbingan komunikasi dan sosial untuk memperlancar komunikasi. Membantu menyadari kemampuan dan kekurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, membantu mengembangkan kemampuan anak agar dapat bergaul dengan wajar.
3. Tuna grahita
Pemberian bantuan kepada anak tuna grahita bimbingan agar anak dapat mengatasi kesulitan mengurus diri sendiri, menyesuaikan diri dan menggunakan kemampuan untuk mendapatkan ketrampilan. Sedangkan untuk orang tua diberikan bimbingan tentang cara menghilangkan perasaan kecewa memiliki anak tuna grahita, mengembangkan sikap respek pada anak.
4. Tuna daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan mengebangkan self –respect,menghargai anak dengan cara menerima apa adanya sehingga anak merasamenjadi anak yang berharga.
5. Anak tuna laras
Upaya pemberian bantuan dengan ; memperhatikan kebutuhan anak, melatih kedisiplinan, memberikan esibukan sebagai pengii waktu luang, membantu mengembangkan konsep diri yang positif.
6. Anak berbakat
Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan, selain itu memberi esempatan pada anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan ereka menemukan keunikan dan keterkaitan dirinya.
Teknik Konseling: Konseling pada konseli kebutaan yaitu Terapi Perilaku dan Terapi Gestalt. Konseling pada konseli ketulian yaitu Cognitif Behavioral dan Konseling Kelompok. Konseling pada konseli dengan cedera tulang belakang yaitu Cognitif Behavioral. Konseling pada konseli dengan kerusakan jantung yaitumembangun program rehabilitasi psikososial komprehensif. Konseling pada konseli epilepsy yaitu Terapi Gestalt, Rasional-Kognitif, Terapi Emosional, Konseling Kelompok, dan Konseling Keluarga. Konseling pada konseli cedera kepala yaitu Konseling Keluarga dan Konseling Kelompok. Konseling pada konseli kanker yaitu Terapi Gestalt danKognitif-Perilaku.
Terapi okupasi mempunyai peranan sebagai sarana pencegahan, penyembuhan, penyesuaian diri, pengembangan kepribadian, pembawaan, kreatifitas, serta sebagai bekal hidup di masyarakat. 

Kunjungan Pemberian Layanan kepada ABK di Wisma Tuna Ganda Palsigunung







Daftar Rujukan:
http://mycounselor123.blogspot.com/2014/11/konseling-anak-berkebutuhan-khusus.html?m=1
https://leoniya-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/leoniya.wordpress.com/2013/11/23/bimbingan-konseling-untuk-abk-anak-berkebuthan-khusus/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQECAFYAQ%3D%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fleoniya.wordpress.com%2F2013%2F11%2F23%2Fbimbingan-konseling-untuk-abk-anak-berkebuthan-khusus%2F