Pengertian Konseli ABK
Anak Berkebutuhan Khusus (Children with Special Education Needs) adalah anak yang memiliki hambatan-hambatan tertentu seperti dalam hal fisik, mental maupun karakteristik sosialnya sehingga memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual (Abdullah,2013; Alimin, 2015; Cook, Klein, & Chen, 2015)
Jenis-jenis ABK
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) mengelompokan ABK dengan kategori sebagai berikut:
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) mengelompokan ABK dengan kategori sebagai berikut:
Tunanetra
Tunarungu
Berkebutuhan khusus : (antara lain Down Syndrome): Ringan (IQ = 50-70), Sedang (IQ = 25-50) dan Berat (IQ < 25 )
Tunadaksa
Tunalaras (Dysruptive)
Tunawicara
Tunaganda
HIV AIDS
Gifted : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125 )
Talented : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences : Language, Logic Mathematic, Visuospatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
Kesulitan Belajar (a.l. Hyperactive, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik)
Lambat Belajar ( IQ = 70 – 90 )
Autis
Korban Penyalahgunaan Narkoba
Indigo
Mengenai tujuan layanan bimbingan dan konseling ini, Thompson dkk (2004) menuliskan garis besarnya sebagai berikut:
1. Anak harus mengenal dirinya sendiri
2. Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini muncul menyertai kelainannya.
3. Menemukan konsep diri.
4. Memfasilitasi penyeusaian diri terhadap kelainan/kecacatanya.
5. Berkoordinasi dengan ahli lain.
6. Melakukan konseling terhadap keluarga ABK.
7. Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri.
8. Membuka peluang kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi
9. Mengembangkan keterampilan personal dan social
10. Besama-sama merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan.
Faktor Penyebab Anak Berkebuthan Khusus (ABK)
Terdapat tiga faktor yang dapat diidentifikasi tentang sebab musabab timbulnya kebutuhan khusus pada seorang anak yaitu: 1) Faktor internal pada diri anak, 2) Faktor eksternal dari lingkungan dan, 3) Kombinasi dari factor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal, Faktor internal adalah kondisi yang dimiliki oleh anak yang bersangkutan. Sebagai contoh seorang anak memiliki kebutuhan khusus dalam belajar karena ia tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, atau tidak mengalami kesulitan untuk begerak. Keadaan seperti itu berada pada diri anak yang bersangkutan secara internal. Dengan kata lain hambatan yang dialami berada di dalam diri anak yang bersangkutan.
2. Faktor Eksternal, Faktor eksternal adalah Sesuatu yang berada di luar diri anak mengakibatkan anak menjadi memiliki hambatan perkembangan dan hambatan belajar, sehingga mereka memiliki kebutuhan layanan khusus dalam pendidikan. Sebagai contoh seorang anak yang mengalami kekerasan di rumah tangga dalam jangka panjang mengakibatkan anak teresbut kehilangan konsentrasi, menarik diri dan ketakutan. Akibantnya anak tidak tidak dapat belajar.
3. Kombinasi Faktor Internal dan Eksternal
Kombinasi antara factor eksternal dan factor internal dapat menyebabkan terjadinya kebutuhan khusus7 pada seorang anak. Kebutuhan khusus yang disebabkan oleh factor ekternal dan internal sekaligus diperkirakan akan anak akan memiliki kebutuhan khusus yang lebih kompleks.
Sebagai contoh seorang anak yang mengalami gangguan pemusatan perhataian dengan hiperaktivitas dan dimiliki secara internal berada pada lingkungan keluarga yang kedua orang tuanya tidak memerima kehadiran anak, tercermin dari perlakuan yang diberikan kepada anak yang bersangkutan. Anak seperti ini memiliki kebutuhan khusus akibat dari kondisi dirinya dan akibat perlakuan orang tua yang tidak tepat.
Permasalahan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus pada hakekatnya sangat kompleks dan dapat ditinjau dari berbagai segi. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah hambatan belajar (learning barrier), kelambatan perkembangan (development delay), dan hambatan perkembangan (development disability).
1. Hambatan Belajar
Munculnya permasalahan hambatan belajar anak berkebutuhan khusus dapat ditinjau dari dimensi proses ataupun hasil. Dalam pandangan teori pemrosesan informasi, hambatan dalam dimensi proses merujuk pada ketidakmampuan, ketidaksanggupan, kesulitan, kegagalan atau adanya rintangan pada individu untuk menangkap informasi melalui kegiatan memperhatikan, mengolah informasi melalui kegiatan mencamkan dan menafsirkan sehingga diperoleh pemahaman, interpretasi, generalisasi atau keputusan-keputusan tertentu, menyimpan hasil pengolahan informasi tersebut dalam ingatan, dan menggunakan atau mengekspresikan kembali dalam bentuk tindakan. Sedangkan hambatan dalam dimensi produk, berarti kegagalan individu dalam mencapai prestasi sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, kegagalan individu dalam meraih tujuan belajar yang diharapkan, atau kegagalan dalam penguasaan atau perubahan perilaku sesuai yang diharapkan, baik dalam perilaku kognitif, afektif, ataupun psikomotor. Secara akademik kegagalan tersebut akan tampak dalam penguasaan tiga ketrampilan dasar dalam belajar, yaitu: membaca, menulis, dan atau berhitung (Sunardi, 2006).
2. Kelambatan Perkembangan
Dalam perkembangannya menjadi manusia dewasa, seorang anak berkembang melalui tahapan tertentu. Sekalipun irama atau kecepatan perkembangan setiap anak berbeda-beda, namun muncul kecenderungan bahwa pada anak berkebutuhan khusus beresiko terhadap munculnya kelambatan atau penyimpangan perkembangan sesuai dengan umur dan milestone perkembangan, sehingga harus tetap diwaspadai. Sebab, akibat kelainan, kecacatan, atau kondisi-kondisi terntentu yang tidak menguntungkan dan menjadikannya anak berkebutuhan khusus, dapat berpengaruh atau menghambat perkembangan kemampuan, prestasi, dan atau fungsinya, dapat menjadikan anak memerlukan waktu yang lebih lama dalam belajar menguasai keterampilan tertentu dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya, atau menjadikan datangnya kematangan belajar menjadi terlambat.
3. Hambatan Perkembangan
Secara umum, kelambatan perkembangan lebih menekankan kepada dimensi tahapan perkembangan, sedangkan hambatan perkembangan lebih fokus kepada terjadinya kesulitan, kegagalan, rintangan, atau gangguan dalam satu atau lebih aspek perkembangan. Adanya hambatan dalam aspek perkembangan tertentu dapat berdampak kepada kelambatan perkembangan yang tertentu pula, dengan kata lain kelambatan perkembangan tertentu hakekatnya merupakan manifestasi adanya hambatan dalam satu atau lebih aspek perkembangan.
Hambatan perkembangan pada anak berkebutuhan khusus dapat terjadi apabila dalam keseluruhan atau sebagian interaksi antara anak berkebutuhan khusus dengan lingkungan, lingkungan kurang mampu menyediakan struktur kemudahan, kesempatan atau peluang, stimulasi atau dorongan, dan keteladanan bagi berkembangnya fitrah, potensi, atau kompentensi pribadi anak berkebutuhan khusus secara positif, fungsional, serta bermakna bagi perkembangan optimal anak. Kondisi ini pada umumnya ditandai dengan adanya gaps, discrepancy, disparity, discordance, disharmony, atau imbalance antara kemampuan anak dengan tuntutan lingkungan.
Layanan bimbingan dan konseling bagi ABK merupakan pelayanan intervensi tidak langsung yang akan lebih terfokus pada upaya mengembangkan lingkungan perkembangan konseli yang akan melibatkan banyak pihak (rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, 2007:217).
Alternatif bantuan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan pada anak berkebutuhan khusus adalah :
1. Tuna netra
Bantuan tentang proses komunikas verbal, mengembangkan semangat dan konsep diri yang positif, mengenal gambaran lingkungansekitarnya dengan sejelas- jelasnya.
2. Tuna rungu
Bimbingan dapat berupai, pribadi bimbingan komunikasi dan sosial untuk memperlancar komunikasi. Membantu menyadari kemampuan dan kekurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, membantu mengembangkan kemampuan anak agar dapat bergaul dengan wajar.
3. Tuna grahita
Pemberian bantuan kepada anak tuna grahita bimbingan agar anak dapat mengatasi kesulitan mengurus diri sendiri, menyesuaikan diri dan menggunakan kemampuan untuk mendapatkan ketrampilan. Sedangkan untuk orang tua diberikan bimbingan tentang cara menghilangkan perasaan kecewa memiliki anak tuna grahita, mengembangkan sikap respek pada anak.
4. Tuna daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan mengebangkan self –respect,menghargai anak dengan cara menerima apa adanya sehingga anak merasamenjadi anak yang berharga.
5. Anak tuna laras
Upaya pemberian bantuan dengan ; memperhatikan kebutuhan anak, melatih kedisiplinan, memberikan esibukan sebagai pengii waktu luang, membantu mengembangkan konsep diri yang positif.
6. Anak berbakat
Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan, selain itu memberi esempatan pada anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan ereka menemukan keunikan dan keterkaitan dirinya.
Alternatif bantuan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan pada anak berkebutuhan khusus adalah :
1. Tuna netra
Bantuan tentang proses komunikas verbal, mengembangkan semangat dan konsep diri yang positif, mengenal gambaran lingkungansekitarnya dengan sejelas- jelasnya.
2. Tuna rungu
Bimbingan dapat berupai, pribadi bimbingan komunikasi dan sosial untuk memperlancar komunikasi. Membantu menyadari kemampuan dan kekurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, membantu mengembangkan kemampuan anak agar dapat bergaul dengan wajar.
3. Tuna grahita
Pemberian bantuan kepada anak tuna grahita bimbingan agar anak dapat mengatasi kesulitan mengurus diri sendiri, menyesuaikan diri dan menggunakan kemampuan untuk mendapatkan ketrampilan. Sedangkan untuk orang tua diberikan bimbingan tentang cara menghilangkan perasaan kecewa memiliki anak tuna grahita, mengembangkan sikap respek pada anak.
4. Tuna daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan mengebangkan self –respect,menghargai anak dengan cara menerima apa adanya sehingga anak merasamenjadi anak yang berharga.
5. Anak tuna laras
Upaya pemberian bantuan dengan ; memperhatikan kebutuhan anak, melatih kedisiplinan, memberikan esibukan sebagai pengii waktu luang, membantu mengembangkan konsep diri yang positif.
6. Anak berbakat
Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan, selain itu memberi esempatan pada anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan ereka menemukan keunikan dan keterkaitan dirinya.
Teknik Konseling: Konseling pada konseli kebutaan yaitu Terapi Perilaku dan Terapi Gestalt. Konseling pada konseli ketulian yaitu Cognitif Behavioral dan Konseling Kelompok. Konseling pada konseli dengan cedera tulang belakang yaitu Cognitif Behavioral. Konseling pada konseli dengan kerusakan jantung yaitumembangun program rehabilitasi psikososial komprehensif. Konseling pada konseli epilepsy yaitu Terapi Gestalt, Rasional-Kognitif, Terapi Emosional, Konseling Kelompok, dan Konseling Keluarga. Konseling pada konseli cedera kepala yaitu Konseling Keluarga dan Konseling Kelompok. Konseling pada konseli kanker yaitu Terapi Gestalt danKognitif-Perilaku.
Terapi okupasi mempunyai peranan sebagai sarana pencegahan, penyembuhan, penyesuaian diri, pengembangan kepribadian, pembawaan, kreatifitas, serta sebagai bekal hidup di masyarakat.
Kunjungan Pemberian Layanan kepada ABK di Wisma Tuna Ganda Palsigunung
Kunjungan Pemberian Layanan kepada ABK di Wisma Tuna Ganda Palsigunung
Daftar Rujukan:
http://mycounselor123.blogspot.com/2014/11/konseling-anak-berkebutuhan-khusus.html?m=1
https://leoniya-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/leoniya.wordpress.com/2013/11/23/bimbingan-konseling-untuk-abk-anak-berkebuthan-khusus/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQECAFYAQ%3D%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fleoniya.wordpress.com%2F2013%2F11%2F23%2Fbimbingan-konseling-untuk-abk-anak-berkebuthan-khusus%2F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar