Selasa, 30 Oktober 2018

YUK CEGAH HIV-AIDS



A.  Pengertian HIV/AIDS

Istilah “HIV” sebenarnya merujuk pada virus si penyebab penyakit HIV/AIDS. Namun sering kali oleh masyarakat awam kalimat “HIV” digunakan untuk menunjukkan penyakit. HIV sangat popular didapat melalui kontak seksual sehingga masuk dalam kelompok penyakit menular seksual (PMS). HIV kepanjangan dari human immunodeficiency virus. Penyakit
akibat HIV lebih tepat kita sebut sebagai “infeksi HIV”. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah kondisi dimana perjalanan penyakit HIV sudah lanjut di mana kekebalan tubuh pasien sudah sangat turun sehingga pasien rentan mengalami berbagai macam penyakit lainnya. 
AIDS kepanjangan dari aquaired immunodeficiency syndrome atau sindrom
penurunan kekebalan tubuh. AIDS merupakan satu-kesatuan dengan infeksi
HIV sehingga istilah yang umum dipakai ialah “HIV/AIDS”.
Penderita HIV/AIDS sering disebut sebagai “Odha”, yakni kepanjangan dari Orang Dengan HIV/AIDS. Yang masih menjadi masalah pada HIV/AIDS selain penyakitnya sendiri adalah stigmata / kesalahan cara
pandang terhadap odha. Hal ini terjadi hampir di seluruh negara, termasuk Indonesia. Sejumlah studi menunjukkan stigmata yang utama terhadap odha adalah 1) odha sering kali dituduh menderita HIV/AIDS akibat aktivitas seks bebas sehingga pastilah odha ‘orang tidak benar’, 2) HIV/AIDS adalah penyakit yang amat menular sehingga penderitanya harus disingkirkan karena dapat menularkan ke orang sekitar. Pernyataan bahwa 'sekali terinfeksi HIV istilah “sembuh” adalah mustahil' adalah benar. Sekali virus masuk ke dalam tubuh, ia akan menginfeksi sel tubuh. Virus kemudian memperbanyak diri
dengan cepat. Saat jumlah virus (viral load) sudah cukup banyak, gejala mulai timbul. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Obat yang ada saat ini hanya untuk mengontrol pembelahan virus.

B.  Dampak HIV dan AIDS
1. Menurunnya fungsi kekebalan tubuh manusia.
2. Mudah terkena tumor.
3. Pemberlakuan hukum sosial bagi penderita HIV/AIDS , seperti tindakan penghindaran, pengasingan, penolakan, dan dikriminasi.
4. Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV/AIDS mudah menular dan mematikan.
5. Menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral, etik , dan agama.
6. Meningkatkan jumlah anak yatim dan piatu.
7. Menurunnya angka harapan hidup.

C.  Bagaimana Penyebaran Penyakit HIV/AIDS?
Ada empat cara dalam penularan HIV/AIDS, 1. melalui hubungan seksual dengan seseorang pengidap HIV/AIDS tanpa perlindungan. Hal tersebut dikarenakan saat berhubungan seksual sering terjadi lecet-lecet yang ukurannya mikroskopis (hanya dapat dilihat dengan mikroskop). 
2. HIV/AIDS dapat menular melalui transfusi dengan darah yang sudah tercemar HIV/AIDS. 
3. Seorang ibu pengidap HIV/AIDS menularkan kepada bayi yang ada dalam kandungan. HIV/AIDS bukan berarti penyakit keturunan, karena penyakit keturunan berada di gengen manusia, tetapi HIV/AIDS menular saat darah atau cairan vagina ibu membuat kontak dengan darah atau cairan anaknya.
4. Orang dapat terinfeksi melalui pemakaian jarum suntik, akubupuntur, jarum tindik, dan peralatan lain yang sudah dipakai oleh terinfeksi HIV/AIDS. Infeksi melalui jarum suntik juga dapat terjadi apabila jarum yang dipakai pecandu narkotika suntik yang mengidap HIV/AIDS dipakai temannya.

Empat cara di atas merupakan asal HIV/AIDS dapat tumbuh dalam diri individu, setelah terinfeksi akan tumbuh gejala-gejala dalam diri individu yang terkena HIV/AIDS. Menjelaskan bahwa seseorang penderita HIV/AIDS pertama kali akan mengalami gejala-gejala umum seperti influenza. HIV/AIDS akan menjadi bervariasi pada kurung waktu antara enam bulan sampai tujuh tahun, atau rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.
 Perlu diperhatikan pula gejala-gejala non spesifik dari penyakit AIDS yaitu disebut ARC (AIDS Related Complex) yang berlangsung lebih dari tiga bulan, dengan gejalagejala, yaitu: berat badan turun lebih dari 10%; demam lebih dari 38 derajat Celcius (38°C); berkeringat di malam hari tanpa sebab; diare kronis tanpa sebab yang jelas lebih dari satu bulan; rasa lelah berkepanjangan; bercak-bercak putih pada lidah (hairy leukoplakia); penyakit kulit (herpes zoster) dan penyakit jamur (condidiasis) pada mulut; pembesaran kelenjar getah bening (limfe), anemia (kurang darah), leukopenia (kurang sel darah putih), limfopenia (kurang sel-sel limphosit) dan trombositopenia(kurang sel-sel trombosit atau sel darah merah); ditemukan antigen HIV atau antibodi terhadap HIV; dan beberapa gejala klinis lainnya.

D. Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
Salah satu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan
layanan VCT. VCT adalah suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tidak terptus antara konselor dan klien dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan lingkungannya.

Rabu, 24 Oktober 2018

Memanfaatkan Waktu dengan Baik


Dari Ibnu Abbas RA dia berkata, Nabi SAW bersabda: Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR Bukhari). Hadis tersebut memberitakan bahwa salah satu kenikmatan yang sering menipu manusia ialah waktu luang. Betapa mulia dan berharganya waktu. Namun, masih banyak di antara kita yang belum menyadari pentingnya memanfaatkan waktu, bahkan ada yang mengabaikannya begitu saja. Disadari atau tidak, waktu kita sering dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Siang bekerja bermalas-malasan, malam begadang sambil membicarakan sesuatu yang tidak berguna. 
Seorang mahasiswa, misalnya, menghabiskan waktunya bukan untuk membaca buku atau diskusi ilmiah, tapi dengan duduk-duduk sambil ngobrol tanpa arah. Tentulah di sela-sela obrolan itu ada ghibah. Sungguh yang demikian itu suatu kerugian yang nyata. Waktunya terbuang, sementara pengetahuannya tidak bertambah. Bagi yang paham pentingnya memanfaatkan waktu, ia akan menyadari makna kehidupan sebenarnya. Waktunya digunakan dan dihabiskan sebagai persiapan untuk menjalani perjalanan abadi. Seorang yang beriman, tidak akan menyia- nyiakan waktu sedetik pun. 
Bukankah masing-masing dari kita memiliki modal waktu yang sama, yaitu 24 jam? lalu mengapa ada orang yang sukses dan memiliki kualitas hidup berbeda bahkan jauh lebih berhasil? inilah pentingnya mempelajari manajemen waktu. Sebab dengan manajemen waktu yang baik, seluruh kegiatan dapat terjadwal rapi dan semuanya terselesaikan. Agar waktu Anda menjadi lebih baik dan efektif sehingga dekat akan keberhasilan, pelajarilah beberapa tips dibawah ini.










§  Buatlah skala prioritas.
Tentu waktu 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan tugas menumpuk dari pekerjaan yang tersisa. Skala prioritas menjadi penting untuk Anda susun. Ciptakan skala prioritas pekerjaan manakah yang paling penting dan harus segera diselesaikan. Juga pekerjaan manakah yang bisa dikerjakan belakangan. Semua itu bertujuan untuk melatih Anda menyelesaikan segalanya secara tepat waktu.
§  Jangan menunda pekerjaan, disiplinlah !
Bila bisa diselesaikan saat ini juga, mengapa harus ditunda? biasakanlah diri untuk disiplin dalam mengerjakan apapun. Ingatlah, semakin lama Anda menunda sebuah pekerjaan, maka semakin besar pula rasa malas yang Anda bangun. Inilah penyebab pekerjaan Anda terus menumpuk, tanpa ada yang terselesaikan dengan tuntas. Karena itu membangun disiplin diri menjadi langkah awal bagi Anda untuk bisa sukses menjalankan manajemen waktu yang sudah direncanakan.
§  Bantulah dengan membuat jadwal.
Jadwal kegiatan akan membantu Anda mengingatkan segala pekerjaan yang harus diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Jadwal ini bisa berupa jadwal kegiatan harian dengan keterangan jenis-jenis kegiatan Anda yang harus selesai hari itu. Dengan jadwal yang tersusun benar dan Anda ingat selalu, waktu pun bisa diatur dengan baik.
§  Fokuslah menuntaskan satu pekerjaan.
Untuk menghasilkan output yang optimal, kerjakanlah satu tugas saja dalam satu waktu. Mengerjakan lebih dari satu kegiatan dalam waktu bersamaan hanya akan membuat Anda tidak fokus sehingga mempengaruhi hasil. Lebih baik Anda fokus untuk menuntaskan satu tugas terlebih dahulu, baru selanjutnya mengerjakan tugas berikutnya. Cara ini sangat membantu Anda untuk bekerja secara efektif, sehingga semua tujuan Anda dapat tercapai sesuai dengan target waktunya.
§  Hargailah setiap waktu yang Anda habiskan.
Setiap waktu harus dimanfaatkan dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja saat jam kerja, maka gunakan tenaga danpikiran Anda untuk fokus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Begitu juga pada saat jam istirahat, hargai serta manfaatkanlah untuk refresing dan sejenak mengistirahatkan pikiran Anda. Ini akan memulihkan pikiran dan tenaga Anda sehingga siap kembali bekerja dengan optimal. Dengan menghargai waktu yang Anda miliki sesuai dengan porsinya, maka setiap jam yang Anda lewati akan memberikan manfaat bagi Anda.
Awal sebuah keberhasilan ditentukan oleh manajemen waktu, sehingga hanya Anda yang akan merasakan dampak dari membiarkan waktu terbuang sia-sia. Banyak-banyaklah belajar langsung dengan para motivator untuk mempermudah Anda menjadi ahli dalam manajemen waktu. Allah SWT menegaskan dalam Alquran betapa rugi manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik. Kecuali bagi orang yang beriman, beramal kebajikan, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran (QS al-`Asr [103]: 1-3). Mereka itulah yang akan mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu, gunakanlah setiap detik umur kita sebaik mungkin. Bersegeralah sebelum kesempatan itu lenyap. Berlombalah dengan waktu, lawanlah nafsu, taklukkan malas, dan carilah bekal sebanyak-banyaknya.Karena saat semuanya telah terlambat, takkan berguna lagi penyesalan di kemudian.











Sumber rujukan:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/09/26/pfno1g313-memanfaatkan-waktu




Jumat, 19 Oktober 2018

Meningkatkan Rasa Percaya Diri



Apa itu Percaya Diri

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.

Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.



Ciri-ciri Orang yang Percaya Diri Rendah:






  Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh.

  Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan.

  Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah.

  Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal).

  Canggung dalam menghadapi orang.

  Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.

  Sering memiliki harapan yang tidak realistis.

  Terlalu perfeksionis.

  Terlalu sensitif.



Akibat Kurang Percaya Diri


Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :

Ø  Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.
Ø  Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang).
Ø  Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
Ø  Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
Ø  Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
Ø  Canggung dalam menghadapi orang
Ø  Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
Ø  Sering memiliki harapan yang tidak realistis
Ø  Terlalu perfeksionis
Ø   Terlalu sensitif (perasa)



Bagaimana Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri?








1.  Perhatikan Penampilan Anda
Seringkali orang menilai kita pertama kali dari penampilan. Berpakaian yang rapi dan pantas membuat orang lain lebih respek terhadap anda. Sebaliknya berpakaian seadanya atau tidak pantas membuat orang menganggap kita bukan orang penting, sekalipun kita memiliki kedudukan.


2.  Hormati dan Hargai Orang Lain
Faktor moral sangat penting untuk membuat anda dihargai orang lain. Kesalahan kecil dalam bersikap dapat membuat anda merasa bersalah berkepanjangan dan menurunkan rasa percaya diri. Hal-hal sederhana seperti tersenyum, bersalaman, dan mengajak bicara kepada orang yang baru anda kenal, akan membuat anda lebih luwes saat harus berinteraksi dengan orang tersebut di lain kesempatan.


3.  Kenali dan Perbaiki Kekurangan Anda
Kenali apa yang menjadi kekurangan anda sehingga anda bisa menemukan solusi yang tepat sasaran. Jika kurangnya rasa percaya diri anda disebabkan kurang lancar berbahasa Inggris, usahakan mengikuti kursus bahasa Inggris atau dengan belajar sendiri. Jika anda kurang percaya diri karena jerawat, upayakan untuk mengobati dan menyembuhkannya.

4.  Berikan Kontribusi Positif
Berikan kontribusi positif anda. Jika anda banyak memberikan kontribusi kepada suatu organisasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, waktu, atau tenaga, maka anda tidak akan canggung untuk menasehati, mengarahkan, atau menuntut sesuatu kepada organisasi tersebut.

5.  Temukan Tempat Curhat
Sikap tertutup seringkali membuat orang kurang percaya diri. Mengeluarkan uneg-uneg dan permasalahan tidak hanya membuka pintu bagi orang lain untuk membantu permasalahan anda tetapi juga membantu meringankan beban pikiran anda. Bicaralah dengan keluarga, sahabat, teman, komunitas, dsb.

6.  Tonjolkan Kelebihan Anda
Jika anda kurang percaya diri karena suatu kelemahan, tonjolkan kelebihan anda. Tidak sedikit orang yang mempunyai kekurangan fisik mampu menghasilkan karya yang hebat.

7.  Banyak Bergaul
Kurangnya rasa percaya diri dapat disebabkan kurangnya pergaulan sehingga merasa semua orang lain sempurna. Banyak bergaul akan memperluas wawasan dan kesempatan untuk berbagi cerita dengan orang lain.

8.  Bersyukur dengan Apa yang Dimiliki
Kekurangan kita bukan untuk disesali. Coba melihat apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Banyak orang lain yang mungkin memiliki kelemahan dan kekurangan. Dengan bersyukur kita tidak akan merasa terlalu rendah atau terlalu tinggi derajatnya dengan orang lain.

9.  Berikan Pujian pada Orang Lain
Memuji orang lain tidak hanya membuat orang itu senang tetapi juga akan membuka diri dan respek terhadap keberadaan anda. Tidak akan ada rasa khawatir atau segan kepada orang lain yang senang dengan keberadaan anda.

10.      Berpikir dan Bertindak Bijaksana
Aktivitas, tindakan, dan keputusan anda hendaknya jangan sampai merugikan orang lain. Jika anda harus membela seseorang atau sebagian orang, usahakan untuk tidak menyakiti pihak lainnya.

11.      Berani Menerima Tantangan
Tantangan hidup atau tantangan profesi adalah untuk dihadapi, bukan untuk dihindari. Semakin sering anda menghadapi tantangan, akan semakin tegar hidup anda. Sebaliknya sekali anda mencoba menghindari tantangan, anda tidak punya ide dan kreativitas untuk menghadapi tantangan.



12.      Optimis
Jika anda harus melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan, yakinlah anda tidak sendiri. Jika orang lain bisa maka anda juga harus bisa.



13.      Yakinkan Diri bahwa Tidak Ada Usaha yang Sia-Sia
Jika anda melakukan sesuatu kegagalan atau ketidaksempurnaan, setidaknya ada hikmah yang dapat anda ambil. Anda segera dapat mengevaluasi diri mengenai penyebabnya sehingga dapat melakukan hal yang sama dengan lebih baik pada kesempatan lain.



14.      Berpikir Positif Terhadap Orang Lain
Jangan ragu mengungkapkan ide anda meskipun berbeda dengan orang kebanyakan. Jangan mencurigai sikap dan perbuatan orang lain. Jika anda dikritik, anggaplah itu sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi anda untuk bertindak atau memutuskan sesuatu.

15.      Miliki Prinsip
Prinsip adalah garis besar yang melatarbelakangi ide. Memiliki prinsip yang benar membuat anda memiliki keberanian untuk menjadi diri anda sendiri. Anda tidak harus meniru orang lain.

sumber rujukan:


Kamis, 11 Oktober 2018

Mempersiapkan dan Membina Pernikahan


Tuhan menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Manusia laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi dan saling membutuhkan satu sama lain,  sehingga mereka mengikatkan diri dalam suatu ikatan yang sakral yang disebut pernikahan. Ikatan pernikahan ini merupakan janji cinta antara laki-laki dan perempuan yang sama-sama telah dewasa. Pernikahan menyatukan dua manusia dewasa laki-laki dan perempuan untuk membentuk rumah tangga yang saling melengkapi, tolong menolong, saling memberi dan menerima cinta yang sehat, memberi kesempatan yang unik bagi pria dan wanita untuk mengembangkan diri serta peran sosialnya masing-masing baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Mengenal Cinta Sejati








Dasar pernikahan yang kokoh yaitu cinta sejati.  Ciri-ciri cinta
sejati antara lain:
·        Tanpa pamrih, mencintai pasangannya tanpa ada maksud tertentu untuk kepentingannya sendiri.

·        Bersedia berkorban,  kesediaan menanggung resiko beban pernikahan untuk kepentingan bersama.

·        Saling memberi dan menerima cinta dengan senang hati,  tanpa banyak menuntut.

·        Merelakan pasangannya memiliki kebebasan untuk berkembang, menikmati minatnya, dan mengembangkan kepribadiannya.

·        Menerima pribadi pasangannya sebagaimana adanya,  tanpa menuntut pasangannya untuk berubah.

·        Menerima tanggung jawab dalam suka maupun duka, pada
setiap masalah yang dihadapi dalam pernikahan.


Memilih Pasangan Hidup
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup diantaranya:
·        Faktor agama.  Diharapkan calon pasangan memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang  Maha Esa,  karena hal ini mekanisasi kekikiran dalam pernikahan.

·        Faktor kepribadian. Kepribadian yang matang dan bertanggung jawab, yang ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri dan dapat memberi dan menerima kasih sayang.

·        Faktor kesehatan jiwa. Dilihat dari emosinya yang stabil, antara lain cukup tenang, tidak mengalami ketergantungan zat adiktif, minuman keras, rokok, dan tidak sering berganti pekerjaan. Ia memiliki identitas yang sehat sebagai pria atau wanita.

·        Faktor kesehatan jasmani. Beberapa penyakit yang perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh dalam kelangsungan keluarga yang harmonis diantaranya penyakit yang sifatnya menahun (misalnya TBC kronis), epilepsi, dan penuakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seks seperti AIDS,  HIV, sifilis.

·        Faktor umur.  Sebaiknya usia suami lebih tua daripada istri dengan perbedaan 3-6 tahun. Suami yang bih tia akan mempunyai tanggung jawab dan akan lebih dihormati istrinya. Usia yang baik bagi wanita untuk menikah 20-25 tahun, dan bagi laki-laki 25-40 tahun.

·        Faktor ekonomi. Ekonomi sering menjadi penghalang dalam hidup berkeluarga, meskipun bukan yang utama. Yang utama dirimu ialah kesiapan untuk bekerja mencari nafkah.

·        Faktor pendidikan. Yang utama dirimu bukan latar belakang pendidikan formal atau gelarnya. Tetapi memilih pasangan yang tingkat pendidikannya tidak jauh berbeda.

·        Faktor sosial-budaya. Perbedaan sosial budaya sering menimbulkan prasangka dan kesalahan pajakan. Oleh karena itu dibutuhkan kematangan kepribadian agar cepat menyesuaikan diri sehingga dapat menjadi saling pengertian.

·        Faktor latar belakang keluarga. Latar belaksng keluarga penting untuk diketahui setiap pasangan terutama dalam keharmonisan orang tua dan pengalaman masa anak-anak.  Pasangan dari keluarga yang bahagia memberi peluang yang besar untuk membina pernikahan yang bahagia juga.  Pengalaman dimasa anak-anak dapat mempengaruhi kestabilan emosinya.
Syarat Kedewasaan dalam Pernikahan
1.     Dewasa secara jasmani
Seseorang dikatakan dewasa secara jasmani saat ia berada dalam masa ‘akil baligh’.

2.     Dewasa secara kejiwaan
Seseorang dikatakan telah dewasa secara kejiwaan jika ia telah mampu mengembangkan segenap potensi kejiwaannys seperti pikiran, emosi, dan kejiwaannys secara serasi dan seimbang sehingga ia mampu menghadapi berbagai persoalan hidup.

3.     Dewasa secara sosial
Seseorang dikatakan dewasa secara sosial jika ia telah hidup mandiri, tidak bergantung secara sosial-ekonomis pada orang tuanya dan dapat menyesuaikan diri terhadap kaidah,  nilai,  dan norma yang berlaku di masyarakat.
Mengapa Pernikahan Perlu Dipersiapkan dan Dibina?
·        Pernikahan merupakan perpaduan dua pribadi yang berbeda. Tidak mudah dalam mmenyatukan dua pribadi yang berbeda latar belakang, watak dan sikap masing-masing. Oleh karena itu pernikahan yang tidak dipersiapkan dan dibina dapat meningkatkan risiko kegagalan.
·        Pernikahan tidak dapat diharapkan langsung berhasil tanpa proses belajar yang dilakukan sebelum maupun sesudah pernikahan itu berlangsung.
·        Pernikahan yang tidak harmonis sering menjadi penyebab utama hubungan orang tua dan anak yang tidak harmonis pula.
·        Perubahan norma,  nilai, dan tatanan hidup dimasyarakat khususnya  di kota besar cenderung mengakibatkan meningkatnya perceraian.
Membina Pernikahan







Hal-hal yang Perlu Dihindarkan dalam Pernikahan
·        Kecenderungan mengutamakan hal-hal yang bersifat jssmaniah atas kebendaan dengan menyampingksn nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan yang bersifat kejiwaan. Perilaku suami istri yang tidak sesuai dengan norma agama mengakibatkan hilangnya keharmonisan dalam pernikahan.
·        Egois atau mementingkan diri sendiri.
·        Ketidaksetiaan yang menyebabkan keluarga menjadi berantakan.
·        Cemburu yang berlebihan dan tidak dapat mempercayai pasangannya. Kecemburuan dapat menimbulkan terganggunya komunikasi karena dapat menyebabkan pihak lain merasa terikat atau tidak bebas.
·        Ketidakstabilan emosi yang dapat menyebabkan terhambatnya proses saling menyesuaikan diri.
·        Harapan-harapan yang tidak mungkin dicapai. Seringkali pasangan yang  memiliki gambaran pasangan yang ideal, ia akan menuntut pasangannya untuk memenuhi harapannya itu.
·        Adanya pihak ketiga atau orang lain yang ikut campur sehingga menggangfu keharmonisan dalam pernikahan.
Sepuluh Petunjuk untuk Istri
1.     Mengungkapkan rasa cinta. Rasa cinta perlu diungkapkan secara tulus setiap saat baik melalui kata-kata (verbal) maupun dari sikap dan perilaku, misalnya kerlingan mata, sentuhan (non verbal).
2.     Hapuskan impian untuk suatu pernikahan yang sempurna. Tidak ada pernikahan yang sempurna karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna. Pernikahan yang sempurna yaitu yang ideal memenuhi semua kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupun kejiwaan, dan sosial. Ketika menerima pernikahan dengan apa adanya, seseorang akan lebih merasa bahagia.
3.     Berusaha memenuhi kebutuhan suami. Selain memenuhi kebutuhsn suami yang bersifat umum dan rutin, istri perlu memiliki kepekaan akan kebutuhan suami yang sifatnya pribadi. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan suami sesuai dengan kemampuan.
4.     Lepaskan ketergantungan pada orang tua. Setelah menikah, pasangan suami istri perlu memisahkan diri dari orang tua baik dalam hal materi maupun emosional.
5.     Berikan pujian dan penghargaan terhadap suami.
6.     Buanglah sifat ingin menguasai. Sifat menguasai berkaitan dengan sifat posesif dan cemburu yang berlebihan. Hal ini menyebabkan suami menjadi jauh dari Anda.
7.     Jangan mengubah suami dengan kritikan. Anda dapat mengungkapkan perasaan Anda tentang sikap atau perbuatan suami yang kurang berkenan dengan “pesan aku”.
8.     Sambutlah suami dengan penuh kasih sayang bukan dengan keluhan atau tuntutan. Tundalah melaporkan berita buruk sampai selesai makan malam. Jika perlu tundalah sampai saat yang tepat untuk menyampaikannya.
9.     Jangan merasa diri sebagai ‘ratu’. Seorang ratu selalu ingin dilayani, menuntut ingin dimengerti, jika keinginannya tidak dipenuhi akan menjadi marah. Jadi bersikaplah dewasa dan buang sifat kekanak-kanakan.
10. Bersabarlah. Bersabar dalam menghadapi berbagai persoalan karena setiap pernikahan tidak terlepas dari persoalan.
Sepuluh Petunjuk Suami
1.     Jadilah pelindung bagi istri. Pada dasarnya seorang wanita ingin selalu dilindungi dan bersandar pada seorang pria. Ia ingin dijunjung dan diperhatikan dengan kelembutan dan kasih sayang.
2.     Perlakukan istri dengan kasih sayang.
3.     Pengurusan rumah tangga sebagai tanggung jawab bersama. Bekerjasamalah dalam mengatur dan mengelola rumah tangga. Anda dapat mengambil bagian yang nampak jantan misalnya memperbaiki rumah. Namun sesekali Anda dapat melakukan pekerjaan yang bersifat kewanitaan seperti memasak, mencuci, dan berbelanja.
4.     Hindari sikap yang selalu menyalahkan istri. Sikap menyalahkan dapat memukul harga diri seseorang. Istri yang terus disalahkan akan menjadi tertekan dan bersikap memusuhi. Anda dapat melakukan teguran yang bersifat membangun, tanpa menyinggung perasaan.
5.     Jangan mengabaikan hal yang kecil. Perhatian suami terhadap hal kecil memiliki arti khusus bagi istri, seperti hari ulang tahun, hadiah kecil, atau peringatan lainnya dapat membuat istri bahagia.
6.     Binalah kebersamaan dengan istri. Anda harus meluangkan waktu bersama istri seperti bercanda, menonton TV bersama, rekreasi, dan sebagainya.
7.     Dengarkan keluhan istri. Istri cenderung mengeluh pada suami. Luangkanlah waktu untuk mendengarkan keluhannya, karena dapat menimbulkan perasaan aman bagi istri.
8.     Kenalilah perubahan suasana hatinya.
9.     Bekerjasamalah dengan istri. Dalam mengambil keputusan, libatkanlah istri karena ia akan merasa dibutukan, dihargai, dan diakui.
10.Hargailah istri sebagai pendamping Anda. Istri bukan wanita yang harus mengurus rumah tangga saja namun juga sebagai pendamping yang patut untuk dibanggakan.

Sumber rujukan:
Suhadi, Aloysius. 2017. Konseling Pernikahan dan Keluarga. Jakarta: UNINDRA.