Jumat, 16 November 2018

Komunikasi Interpersonal

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal adalah kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Suranto (2011:5) mendefinisikan “komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Menurut Pieter (2012:53) “komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal”.
Komunikasi interpersonal dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku individu, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Hartono dan Soedarmadji (2018:118) “komunikasi interpersonal merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara dua individu atau diantara individu-individu dalam kelompok kecil melalui satu saluran atau lebih, dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik”.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan antara dua individu atau lebih, dimana diantara individu-individu tersebut ada yang menjadi penyampai pesan dan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung dan dapat memberikan pengaruh serta umpan balik.

b. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Tujuan komunikasi interpersonal bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah:
1) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek.
2) Menemukan diri sendiri
Seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka terjadi proses interpersonal memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak, untuk saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenal jati diri, atau dengan kata lain menemukan diri sendiri.
3) Menemukan dunia luar
Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual. Misalnya komunikasi interpersonal dengan seorang  dokter dan penanganannya. Komunikasi dengan seorang sopir taksi, diperoleh informasi tentang jalur perjalanan di kota yang sering macet. Jadi, dengan komunikasi interpersonal diperoleh informasi, dan dengan informasi itu dapat dikenali dan ditemukan keadaan dunia luar yang sebelumnya tidak diketahui.
4) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
Kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu bekerja sama dengan orang lain. Semakin banyak teman yang dapat diajak bekerja sama, maka semakin lancarlah pelaksanaan kegiatan dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itulah setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yangan orang lain.
5) Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal  ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikasi adalah sebuah fenomena, sebuah pengalaman.
6) Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiduran. Berbicara dengan teman mengenai acara perayaan ulang tahun, berdiskusi mengenai olahraga, bertukar cerita-cerita lucu adalah bentuk pembicaraan untuk mengisi dan menghabiskan waktu. Selain itu dapat mendatangkan kesenangan , karena komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan.
7) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang terjadi antara sumber dan penerima pesan. Dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimblkan kesalahan interpretasi.
8) Memberikan bantuan (konseling)
Ahli-ahli kejiwaan menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Dalam kehidupan sehari-hari, dikalangan masyarakat pun juga dapat dengan mudah diperoleh. Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak sebagai konselor maupun konseli dalam interaksi interpersonal sehari-hari.

c. Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal

Proses komunikasi interpersonal akan terjadi apabila terdapat pengirim menyampaikan informasi berupa simbol verbal maupun non verbal kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia, maupun tulisan. Dalam komunikasi interpersonal terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara intergratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri.
Menurut Suranto (2011:7) komponen-komponen komunikasi interpersonal terdiri dari:
1) Sumber atau Komunikator
Sumber atau komunikator merupakan individu yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi, yaitu keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.
2) Encoding
Encoding merupakan suatu aktivitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3) Pesan
Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.
4) Saluran
Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
5) Penerima atau Komunikan
Penerima atau komunikan merupakan individu yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan.
6) Decoding
Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Misalnya telinga mendengar suara atau bunyi, mata melihat objek, dan sebagainya.
7) Respon
Respon merupakan apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan.
8) Gangguan
Gangguan merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.
9) Konteks Komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam konteks tertentu, paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai.

d. Proses Komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Menurut Suranto (2011:11) proses komunikasi interpersonal terdiri dari enam langkah sebagai berikut:
1) Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginanuntuk berbagi gagasan dengan orang lain.
2) Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya hingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya.
3) Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, sms, e-mail, surat, ataupun secara tatap muka.
4) Penerimaan pesan.  Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh komunikan.
5) Decoding oleh komunikan. Decoding adalah proses memahami pesan. Apabila semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang diterima dari komunikatordengan benar, memberi arti yang sama pada simbol-simbol sebagai mana yang diharapkan oleh komunikator.
6) Umpan balik. Setelah menerima pesan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik.

e. Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal
Komunikasi dapat menjadi gagal karena berbagai faktor-faktor yang menghambat komunikasi interpersonal diantaranya adalah:
1) Kredibilitas komunikator rendah
Komunikator yang tidak berwibawa dihadapan komunikan, menyebabkan berkurangnya perhatian komunikan terhadap komunikator.
2) Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya
Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku disuatu komunitas atau di masyarakat harus diperhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan yang berlaku. Sebaliknya, antara pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku.
3) Kurang memahami karakteristik komunikan
Karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia,jenis kelamin, dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator. Apabila komunikator kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak sesuai dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat komunikasi karena dapat menimbulkan kesalah pahaman.
4) Prasangka buruk
Prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat komunikasi harus dihindari, karena dapat mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan.
5) Verbalistis
Komunikasi yang hanya berupa penjelasan verbal berupa kata-kata saja akan membosankan dan mengaburkan komunikan dalam memahami makna pesan.
6) Komunikasi satu arah
Komunikasi berjalan satu arah, dari komunikator kepada komunikan terus-menerus dari awal sampai akhir, menyebabkan hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta penjelasan terhadap hal-hal yang belum dimengerti.
7) Tidak digunakan media yang tepat
Pilihan penggunaan media yang tidak tepat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar dipahami oleh komunikan.
8) Perbedaan bahasa
Perbedaan bahasa menyebabkan terjadinya perbedaan penafsiran terhadap simbol-simbol tertentu. Bahasa yang kita gunakan untuk mendefinisikan kata, frasa, atau kalimat tertentu secara berbeda.
9) Perbedaan persepsi
Apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator dipersepsi oleh komunikan, maka keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Namun perbedaan latar belakang sosial budaya, seringkali mengakibatkan perbedaan persepsi karena semakin besar perbedaan latar belakang budaya, semakin besar pula pengalaman bersama.

f. Lima Sikap Positif Yang Mendukung Komunikasi Interpersonal

Menurut Sunarto (2011:82) mengemukakan bahwa lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut adalah :
1) Keterbukaan (openness)
Keterbukaan ialah sikap yang dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepaa orang lain. Hal ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya, tetapi rela membuka diri ketika oranglain menginginkan informasi yang diketahuinya. Dengan kata lain, keterbukaan ialah kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan mengungkapan diri informasi ini tidak bertentangan dengan asas kepatutan. Sikap keterbukaan ditandai adanya kejujuran dalam merespon segala stimulus komunikasi.tidak berkata bohong, dan tidak menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Dalam proses komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.
2) Empati (empathy)
Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuati yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain.
Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka. Ambil contoh, seorang guru yang memiliki empati, tidak akan semena-mena terhadap siswa yang terlambat datang kesekolah. Karena guru yang berempati dapat berpikir dan bersikap: “seandainya aku jadi dia, keberangkatannya tidak pasti, tentu aku harus naik kendaraan umum yang jadwal keberangkatannya tidak pasti, tentu aku juga sekali waktu dapat terlambat datang ke sekolah”.
3) Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (suportiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Oleh karena itu respon yang relevan adalah respon yang bersifat spontan dan lugas, buka respon bertahan dan berkelit. Sedangkan disebabkan rasa percaya diri yang berlebihan.
4) Sikap positif (positiveness)
Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan perasangka dan curiga. Dalam bentuk perilak, artinya bahwa tindakan yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata membantu partner komunikasi untuk memahami pesan karakteristik mereka. Sikap positif dapat ditunjukan dengan berbagai macam perilaku dan sikap, antara lain:
Menghargai orang lain
Berpikiran positif terhadap orang lain
Tidak menaruh curiga secara berlebihan
Myakinkan pentingnya orang lain
Memberikan pujian dan penghargaan
Komitmen menjalin kerjasama
5) Kesetaraan (equality)
Kesetaraan ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Memang secara alamiah ketika dua orang berkomunikasi secara interpersonal, tidak pernah tercapai suatu situasi yang menunjukkan kesetaraan atau kesamaan secara utuh diantara keduanya. Pastilah yang satu lebih kaya, lebih pintar, lebih muda, lebih berpengalaman, dan sebagainya. Namun kesetaraan yang dimaksud di sini adalah berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk menempatkan diri setara (tidak ada yang dapat dikemukakan indikator kesetaraan, meliputi:
Menempatkan diri setara dengan orang lain
Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
Tidak memaksakan kehendak
Komunikasi dua arah
Saling memerlukan
Suasana komunikasi: akrab dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar